Pati – MTsN 1 Pati bersama Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pati dan Puskesmas Winong 1 melakukan Pertemuan Pembinaan Teknis Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan di Tempat Pengelolaan Pangan (TPP), Selasa (12/9). Bertempat di ruang pertemuan madrasah, peserta yang terdiri dari penanggung jawab kantin dan pemilik usaha makanan jajanan di lingkungan MTsN 1 Pati mengikuti serangkaian kegiatan pembinaan.
“Kami ucapkan terima kasih kepada Dinkes atas inisiasinya yang memberikan bantuan kepada kita dalam memberikan pelayanan kepada anak terkait jajan yang berlabel halal dan thoyyiban atau baik,” ujar Ali Musyafak, Kepala MTsN 1 Pati saat sambutan.
Seperti yang diketahui, MTsN 1 Pati telah memperoleh predikat sebagai Madrasah Adiwiyata tingkat provinsi, Sekolah Ramah Anak dan Lingkungan, serta Madrasah dengan PJAS Aman. Untuk mensukseskannya, Syafak mengatakan tentu membutuhkan bantuan dari berbagai sektor termasuk dari Dinkes. Di samping itu juga kerja sama yang baik dengan para pemilik usaha makanan jajanan yang berada di lingkungan MTsN 1 Pati.
“Kami tidak ingin ada anak-anak yang ketika jajan di panjenengan kemudian terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Untuk itu, monggo kita ikuti kegiatan ini dengan sebaik-baiknya, kita belajar bersama. Insya Allah sangat bermanfaat dan membawa berkah untuk Bapak-Ibu sedoyo,” ungkap Syafak.
“Bantuan panjenengan di MTsN 1 Pati dengan memberikan pelayanan makanan sehat akan menjadi jariyah. Sekali lagi Bapak-Ibu, bantu kami untuk menyehatkan dan memberikan gizi yang baik kepada anak-anak kami. Bersama kita bisa, bersama kita halal, dan bersama kita sehat,” tutupnya.
Sementara itu, Kabid Kesmas Dinkes Kabupaten Pati, Etty Irianingrum, menyambut baik animo sekaligus memberikan apresiasi terhadap para pemilik usaha untuk mengikuti kegiatan yang baru pertama kali dilaksanakan di MTsN 1 Pati ini.
“Biasanya kami mengundang ke Dinkes tapi hari ini khususon, MTsN 1 Pati memberikan fasilitas kepada kami sehingga kami bisa hadir di lokasi panjenengan, jadi mendekatkan,” ujarnya saat memberikan sambutan.
Lebih lanjut, Etty menjelaskan bahwa bahan pangan yang baik tidak harus mahal, yang paling penting sebagai penjual harus mengetahui cara pemilihan bahan baku, tempat mendapatkannya, cara pengolahan, packing atau pengemasannya, hingga pemasaran.
“Pada prinsipnya Dinkes ataupun dinas terkait tidak melarang panjenengan untuk berjualan, yang penting halalan thoyyiban. Ibaratkan makanan yang panjenengan jual itu untuk anak-anak panjenengan sendiri, untuk keluarga sendiri,” tuturnya.
“Monggo kita bersama-sama berkomitmen memberikan pangan dan jajan sehat kepada anak kita sehingga menjadi generasi-generasi yang sehat, kuat, dan berkualitas,” ajak Etty menutup sambutannya.
Kegiatan dilanjutkan dengan pemaparan materi yang disampaikan oleh Ahmad Qosim, Kasi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olahraga. Pembinaan diakhiri dengan penandatanganan komitmen bersama pengelolaan bahan pangan siap saji. Para peserta pembinaan nantinya juga akan mendapatkan sertifikat yang dapat digunakan untuk mengurus izin usaha. (TiM/at)