Pati – Ternyata masih ada tradisi unik yang terus terjaga dan masih dilestarikan oleh masyarakat Adat Jawa, ketika menyambut tahun Baru Hijriyah atau tahun Jawanya Tanggal Satu Suro. Seperti yang di lakukan warga desa Gerit Dukuh Kepoh Kecamatan Cluwak Pati, Kamis (21/9).
Setiap Sore hari di awal tahun Baru Hijriah atau tanggal Satu Suro dalam penaggalan Jawa, masyarakat dukuh Kepoh desa Gerit beramai ramai berkumpul di perempatan jalan desa dengan membawa Nasi Urap dan lauknya untuk kenduri bersama sama dan berdoa guna menyambut Tahun Baru Islam. Dengan beralaskan daun pisang, sekitar seratusan nasi yang di bawa oleh warga dikumpulkan untuk kemudian didoakan supaya mendapatkan berkah di tahun baru Hijriah ini.
Yusuf Agil yang merupakan kepala dusun Kepoh desa Gerit Kecamatan Cluwak Kabupaten Pati mengatakan, “Barikan merupakan salah satu budaya atau tradisi turun temurun dari leluhur guna menyambut tanggal satu Suro, Tradisi Barikan ini telah lama dilakukan masyarakat dan masih kita jaga dan selalu kita laksanakan dari tahun ke tahun”.
Lanjut yusuf “Barikan biasanya dilakukan guna menyambut Tahun Baru Islam yang juga bertepatan dengan penanggalan Jawa yaitu tanggal Satu Suro, tujuan Barik’an ini tak lain adalah untuk berkumpul dan berdoa bersama memohon kepada Tuhan agar di berikan keselamatan, kesehatan dan keberkahan dalam menyambut dan menjalani tahun baru Hijriyah”.
Barikan sendiri berasal dari bahasa Arab yaitu “Barokah” yang berarti “Berkah”, dalam tradisi Jawa Barik’an merupakan tradisi makan bersama yang dilakukan di tempat terbuka, selain menyambut tahun Baru Hijriah Barik’an juga mengandung maksud mengakrabkan dan membina perasaan bersatu (guyup), tumpeng (nasi) dibagi dalam wadah daun pisang kemudian untuk dimakan bersama sama. (wik/Athi’/bd)