Pati - Wabah virus corona menyebabkan masyarakat, termasuk siswa madrasah, libur dulu dari aktivitas rutinnya. Namun, libur bukan berarti tidak belajar karena proses akademis terus berjalan. Siswa madrasah melaksanakan sistem belajar di rumah karena madrasah diliburkan selama wabah covid-19 atau penyakit virus corona merebak. Para Guru harus punya pemahaman yang baik terhadap sistem belajar di rumah yang efektif. Jangan sampai selama kebijakan belajar dari rumah, sebagai guru malah memberikan tugas-tugas sampai menumpuk yang berujung para siswa menjadi stres. Hal ini diungkapkan oleh Kasi Pendidikan Madrasah Kemenag Pati Ruhani kepada Humas via media whatsApp, Selasa (24/3/2020) "Jangan sampai ada pengaduan dari sejumlah orangtua siswa yang mengeluhkan anak-anak mereka malah stres karena mendapatkan berbagai tugas setiap hari dari para gurunya," tuturnya. Ruhani berupaya menginformasikan kepada guru-guru di bawah naungan Kemenag Pati untuk tidak salah mengartikan belajar di rumah dengan memberikan tugas secara daring, dan meminta siswa mengumpulkan tugas setiap hari. Pada akhirnya tugas yang diberikan kepada siswa selama 14 hari belajar di rumah menumpuk. Sehingga siswa kewalahan mengerjakan tugas. "Karena semua guru bidang studi memberikan tugas yang butuh dikerjakan lebih dari 1 jam. Akibatnya, tugas makin menumpuk-numpuk, anak-anak jadi kelelahan," ujarnya. Menurut Ruhani, sebagai guru harus bisa memberikan aktivitas yang merangsang otak siswa agar rutin belajar. Sehingga ketika kembali masuk ke madrasah, siswa tidak tertinggal dan tetap semangat. "Jadi ritmenya bisa diatur bukan malah membuat anak tertekan, perasaaan tertekan dan kelelahan justru dapat berdampak pada penurunan imun pada tubuh anak," pintanya. Dengan persiapan yang baik, maka teknis belajar di rumah tidak hanya pemberian tugas. Misal, katanya, guru seharusnya tidak memberikan tugas berbarengan sehingga tugas tidak menumpuk. Tugas yang diberikan juga tidak harus terpaku pada bentuk soal. Tapi bisa dengan menyuruh siswa membaca buku cerita, dan melaporkan kembali hasil bacaannya. “Metode belajar di rumah jangan sampai menimbulkan beban untuk siswa,” tegasnya. “Metode belajar juga diharapkan bisa mengikutsertakan interaksi antara guru dan siswa, meskipun secara virtual. Sehingga guru bisa membimbing siswa selama belajar dari jarak jauh,” pungkas Ruhani Dikonfirmasi terpisah melalui media whatsApp, salah satu guru madrasah di Kec. Tlogowungu Pati, Sriyatun Syamsul khotimah menganggap kebijakan ini berdampak pada efektifitas belajar siswa. Khususnya untuk madrasah yang tidak memiliki fasilitas komunikasi yang mumpuni. Akhirnya guru terpaksa melakukan kegiatan belajar dengan memberikan tugas, karena tidak bisa berinteraksi dengan siswa yang tak punya fasilitas komunikasi. (at)
Sinkronisasi Program Kerja PAIS, Kemenag Pati Gelar Rakor
PATI (Humas) -- Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Pati melalui seksi Pendidikan Agama Islam (PAIS) menggelar rapat koordinasi di aula...
Selanjutnya