Pati – Dalam rangka memperingati Nuzulul Qur’an 1442 H, Kelompok Kerja penyuluh (Pokjaluh) Kemenag Kab. Pati melakukan kajian tematik dengan tema “Menjemput Lailatul Qodar”, bertempat di Musholla Al Ikhlas Kantor kementerian Agama Kab. Pati, Selasa (27/4/2021).
Kajian yang di hadiri oleh Penyuluh Fungsional dan Perwakilan Penyuluh Agama Islam Non PNS dari eks. Kawedanan Pati ini diadakan dua hari lebih awal dari rencana semula karena berbagai pertimbangan.
Didapuk sebagai Keynote Specker, Ahmad Husnan Basyuni yang juga sebagai Ketua Pokjaluh Kemenag Pati dalam kajiannya menyampaikan tentang beberapa hal yang dirahasiakan oleh Allah termasuk Lailatul Qadar yang lain, yakni
1. Asma’ul muadhom (asma’ul husna), ada 1 nama diantara 99 itu yang sangat diagungkan tapi yang mana itu dirahasiakan oleh Allah, dan barang siapa yang membacanya maka doanya akan dikabulkan. Oleh sebab itu jika kita ingin mendapatnya harus dibaca semua;
2. Turunnya Al Qur’an dari Allah ke Lauhil Mahfudz;
3. Turunnya Al Qur’an dari Lauhil Mahfudz ke Baitul Izzah jumlatan wahidah (30 juz);
4. Turunnya Al Qur’an dari Baitul Izzah ke Samaid dunya itulah malam lailatul qadar;
5. Turunnya Al Qur’an dari Samaid dunya melalui malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad;
6. Umur, rizki dan jodoh.
Supaya memperoleh lailatul qadar, lanjut Kyai Husnan (orang biasa menyapa), ihtiyar yang bisa dilakukan adalah pada saat memasuki 10 hari terakhir bulan ramadhan bermunajat kepada Allah dengan qiyamullail (shalat tahajud, hajat) dan ibadah-ibadah yang lain.
“Ibadah ini dilaksanakan bersama keluarga sesuai kemampuan agar bisa ikhlas, karena Ikhlas merupakan salah satu syarat diterimanya amal,” tegasnya.
Pada kesempatan itu, Kyai Husnan mengutip Hadits Riwayat lain dari Tabrani : carilah lailatul qadar pada 10 malam yang akhir di bulan ramadhan, terutama yang ganjil 21,23,25,27 dan 29, barang siapa yang beribadah dimalam itu karena iman dan ikhlas maka akan diampuni dosa-dosanya oleh Allah SWT.
“Ikhlas adalah rahasia dari beberapa rahasia-Ku yang aku letakkan dihati seorang hamba yang aku kehendaki,” ujar Kyai Husnan menirukan Hadits tersebut.
Umpan untuk mendapatkan lailatul qadar lanjut Kyai Husnan adalah memberi makan orang yang berpuasa dari rizki yang halal, maka orang itu akan diajak salaman oleh malaikat Jibril.
“Tanda-tanda diajak salaman malaikat Jibril adalah hatinya bergetar, ingat dosa-dosanya sampai meneteskan air mata tanpa disengaja,” jelasnya.
Syarat-syarat diterimanya amal, lanjut Kyai Husnan adalah Pertama adanya kesesuaian/cocok dengan yang dikendaki atau diajarkan Nabi SAW, Kedua Niat harus ikhlas Ketiga Apa yang dimakan halal. (mr/at)