PATI – Dalam upaya memperkuat profesi penghulu sebagai pengawal moderasi beragama serta memperkuat roda organisasi dan platform kerja, Asosiasi Penghulu Republik Indonesia (APRI) Kabupaten Pati menggelar rapat kerja (raker) dalam suasana yang berbeda.
Kegiatan yang digelar di RM Sekar Kedaton, Jl.Tegal Gendu No.28 Prenggan Kota Gede Yogyakarta, Sabtu (26/8/2022) tersebut dihadiri oleh Kepala Subbag Tata Usaha (Kasubbag TU), Ahmad Syaiku, Kasi Bimas Islam, Moh. Alimin dan seluruh pengurus serta anggota APRI Pati yang berjumlah 35 orang anggota.
Ketua APRI Pati, Ahmad Muthoza yang biasa dipanggil Thoza dan sekretaris, Abdul Mukid, pada kesempatan tersebut menyampaikan pertanggungjawaban dan memaparkan program kerja APRI ke depan.
Dalam sambutannya, Thoza menyampaikan bahwa APRI lahir dari sebuah keinginan agar profesi penghulu bisa mendapatkan advokasi atau perlindungan dan kesejahteraan serta jenjang karir yang memadai.
Pada kesempatan itu, Thoza juga menegaskan peran penghulu dalam mewujudkan moderasi beragama yang merupakan program prioritas Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas.
“Kami, Penghulu di KUA harus menjadi salah satu instrumen, wasilah, dan sarana dalam menanamkan, mewujudkan, dan meningkatkan pemahaman serta sikap beragama yang moderat pada masyarakat,” ungkap Thoza.
Menurut Thoza, organisasi APRI juga difungsikan sebagai tempat refreshing, sebagai tempat untuk sharing, untuk membuka wawasan bersama, menyenangkan hati, bersenang-senang sehingga terjalin silaturahmi.
“Kita akan menaungi semua aspirasi anggota APRI dan akan terus melakukan penguatan kapasitas anggota dan tetap bersinergi dengan Kemenag secara kelembagaan,” ujarnya.
Sementara, Kepala Kantor yang diwakili oleh Kasubbag TU, Ahmad Syaiku, dalam sambutan dan arahannya berharap agar seluruh anggota APRI Pati dapat menjalankan roda organisasinya secara profesional dengan tetap memegang teguh pada aturan yang berlaku.
“Organisasi apapun itu, jika pengurus dan anggotanya solid dan punya tatanan aturan yang jelas seperti AD/ ART, serta punya platform kerja yang terukur, saya yakin APRI akan menjadi organisasi yang kuat dan tangguh bagi para penghulu di Pati,” katanya.
Untuk itu, lanjut Syaiku, kegiatan-kegiatan yang dikerjakan harus mencerminkan ciri khas penghulu sebagai garda terdepan kementerian agama di kecamatan. Perbanyak program-program keagamaan, sosial, dan kemasyarakatan dan setiap program yang dijalankan harus berpijak pada payung hukum yang berlaku.
“Tidak usah ada program kerja yang muluk-muluk, Sederhana saja tapi riil,” tegas Syaiku.
“Sebab sedikit saja melenceng dari regulasi, bukan saja berimbas bagi anggota APRI, namun juga turut membawa nama Kemenag secara kelembagaan,” ingat Syaiku.
Ia menambahkan, agar anggota APRI dapat meningkatkan kapasitas kelembagaan dan peningkatan transformasi layanan digital di Kantor Urusan Agama (KUA). “APRI adalah organisasi profesi, bersikaplah dan bertindak sebagai orang profesional sesuai dengan regulasi yang ada. dan InsyaAllah APRI akan difasilitasi oleh dinas,” pungkasnya.
Dari hasil raker PC APRI Pati ini menghasilkan beberapa program kerja, di antaranya, pengadaan sekretariat PC APRI, aksi keagamaan dan sosial berupa publikasi kajian hukum islam dan fiqh munakahat melalui media cetak maupun sosial, serta memperkuat Moderasi Beragama dalam kerangka Toleransi umat beragama di Kabupaten Pati.
Kegiatan ini diakhiri dengan refreshing dan bersenang senang di obyek wisata Pinus Pengger dan menikmati indahnya pemandangan Heha Sky View Kabupaten Bantul Yogyakarta. (at)