PATI — Upacara bendera yang biasa dilaksanakan setiap hari Senin mengandung maksud dan tujuan untuk belajar dan menerapkan sikap disiplin kepada warga madrasah, baik guru, pegawai, maupun siswa. Di samping itu juga, upacara bendera dapat dijadikan sebagai sarana untuk meningkatkan gairah belajar mengajar siswa dan guru melalui ajang pemberian penghargaan kepada siswa yang berprestasi sekaligus pembinaan kepada siswa yang membutuhkan perhatian.
Seperti yang dilakukan MTsN 1 Pati saat pelaksanaan kegiatan upacara bendera, di dalamnya dilampiri kegiatan pemberian penghargaan atau reward dan pembinaan kepada siswa, Senin, 4 September 2023.
Terdapat tujuh siswa yang menerima penghargaan dalam upacara yang dipimpin langsung oleh Kepala Madrasah, Ali Musyafak. Mereka adalah Faiz Rifqi Andhika dan Hafiz Ulumuddin Karim yang berprestasi di bidang Matematika Kompetisi Sains Madrasah (KSM), Abdurrahman Ahmad Al Fatah, Eka Auliya Nurhidayah, dan Rizqullah Salman Esandi sebagai peraih prestasi bidang Olimpiade Bahasa Arab 6 (OBA-6), serta Durrotun Asyifa Baizurman berprestasi di bidang MTQ Madrasah Fest.
Ada yang menarik dan berbeda dari pemberian penghargaan hari ini, dua anak, Prudence Queisha Qurrota Ayunin dan Faizza Hilman Octavian mendapat penghargaan dari madrasah bukan lantaran mendapat prestasi dari lomba atau olimpiade, melainkan karena potensinya yang unik dan dinilai baik serta luar biasa oleh Madrasah.
Queisha, siswa kelas 7 yang berasal dari Grobogan ini sudah berani dan sukses menjadi presenter berbahasa Inggris serta dengan lancar berbincang-bincang bersama orang asing (Italia) dalam podcast, sehingga dinilai special dan akhirnya ditetapkan berhak menerima penghargaan. Demikian pula dengan Faizza, siswa pendiam tetapi aktif berorganisasi itu ternyata mau dan mampu menulis sebuah inspirasi untuk madrasah yang akhirnya dimuat di Website Kanwil Kemenag Jateng.
Tidak banyak siswa yang memiliki keahlian dan mau serta mampu menyalurkannya sehingga akhirnya Faiza pun terpilih menjadi penerima reward saat upacara bendera hari Senin.
Di samping penghargaan atau reward, Syafak juga memberikan penghargaan pembinaan (punishment) kepada beberapa anak yang belum mau tertib dan disiplin. Tujuannya untuk memberikan contoh kepada teman-teman lainnya agar tidak meniru apa yang telah dilakukan mereka, sehingga mereka pun akan jera, mau memperbaiki kekurangannya, dan bisa berimbas pada yang lain.
Dalam kata sambutannya, Syafak mengungkapkan rasa kebahagiaannya atas semangat siswa-siswi dalam mengasah potensi di madrasah yang bertaraf internasional ini.
“Kalian luar biasa, kalian hebat, kalian mau mengasah dan akhirnya mampu menunjukkan potensi kalian masing-masing,” tegasnya saat memulai kata pembinaannya.
Syafak juga mengajak para siswa untuk lebih meningkatkan kedisiplinan, karena disiplin adalah jembatan untuk menuju kesuksesan.
“Tidak ada orang yang sukses tanpa berdisiplin, Rasulullah sukses di dalam dakwahnya karena beliau adalah orang terdisiplin di seluruh dunia. Maka kita sebagai pelajar muslim patut dan wajib mencontohnya,” katanya keras.
Selain itu, Syafak yang hampir dipastikan lelah di dalam bekerja, karena jarak tempuh dari rumah yang amat jauh, tidak henti-hentinya mengajak kepada para guru dan pegawai untuk tetap istiqomah membimbing para siswa.
“Mengajar itu hanya sebagian kecil dari tugas guru, tetapi ada tugas yang lebih besar dan mulia yaitu mendidik dan membimbing siswa. Guru harus menjadi uswatun hasanah dalam pembimbingan, sehingga siswa akan memiliki pengalaman belajar yang mendasar dan mendalam, yang akhirnya akan dijadikan guru di saat mereka sudah lulus, karena experience is the best teacher, pengalaman adalah guru terbaik,” tandasnya. (AM/at)