PATI – Apabila ada murid yang pandai di dalam kelas. Maka pasti ada pula murid yang mampu berprestasi di luar jam pembelajaran. Lalu bagaimana cara murid yang berprestasi di luar kelas mampu menorehkan catatan juara?
Terkait hal tersebut, segenap jajaran pembimbing kegiatan ekstrakulikuler siswa Madrasah Tsanawiyah (MTs) Salafiyah Kajen Pati, diinisiasi oleh Waka Kesiswaan mengadakan rapat bersama dengan Kepala Madrasah dalam rangka membahas pelaksanaan kegiatan ekstrakulikuler siswa-siswi madrasah, bertempat di Aula madrasah setempat, Senin (25/7).
Pada kesempatan tersebut, Kepala MTs Salafiyah Ahmad Ruman Masyfu’ dalam sambutannya mengingatkan betapa penting masalah pengembangan kesiswaan. Utamanya, madrasah saat ini butuh sosok pembimbing yang mampu membuat anak didik kuat karakter santrinya dan jangan sampai luntur. Selain itu, pembimbing juga diusahakan kental dengan latar belakang pesantren.
“Tolong bagi semua pembina, karena dengan adanya 25 ekstra ini beban biayanya kan lumayan besar. Kegiatan kesiswaan harus tetap ada silabus. Lebih baiknya dibuat pula Rencana Pelaksanaan Kegiatan,” ujar Masyfu” memberi sedikit gambaran kondisi ekstrakulikuler yang kelak segera dijalankan.
Ia juga memaklumi ketika ada anak didik dan pembimbing tertentu tengah fokus dalam sebuah kompetisi atau lomba. “Kecuali dalam kondisi darurat, semisal ada lomba tapi kebetulan jadwalnya bertabrakan dengan ujian di kelas maka akan dibebaskan dari jam belajar. Harus ada situasi dan kondisi yang dijaga,” tegasnya.
Pada kesempatan tersebut, beberapa pembimbing membagikan keluh kesahnya selama menangani bidang ekstrakulikuler. Seperti bidang Tilawah yang meminta agar jadwal bisa lebih disesuaikan dan penempatan tempat latihan. Bidang Futsal yang butuh beberapa tenaga ahli (profesional) dari luar agar tim perwakilan bisa lebih berprestasi di kancah Provinsi. Serta sistem pemberian dan pengurangan poin khusus oleh pihak BK bagi siswa-siswi yang tengah berkompetisi.
Pada akhir sambutan, Kepala madrasah berpesan agar sistem pembimbingan bisa lebih ditingkatkan. Pembimbing kegiatan ekstrakulikuler diharapkan dapat lebih jeli dalam memilih dan menemukan potensi anak didik. Membedakan pula penanganan bagi anak-anak “khusus” yang memiliki potensi lebih. Semisal, latihan untuk anak-anak tersebut bisa dilakukan se-minggu dua kali.
Pembimbing harus selalu up to date agar tidak kehilangan momen penting pelaksanaan lomba tertentu. Saling menggiatkan diri dalam pelaksanaan ekstrakulikuler agar anak-anak lebih mampu berkibar demi fastabiqul khairat. Karena mau diamini atau tidak, seorang anak akan selalu butuh wadah untuk menyalurkan minat dan bakat. (Resza/at)