Pati – Dalam rangka meningkatkan pemahaman tentang konsep dasar toleransi beragama dan pengaktualisasian nilai-nilai toleransi di madrasah, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pati, Ali Arifin, memberikan pembinaan kepada 23 Kepala Madrasah Pokja KKM 019 Pati. Pembinaan dilakukan dalam kegiatan Diklat Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) yang bertempat di Aula Yayasan Walisongo, Kayen, Pati pada Kamis (10/11).
Ali menyebutkan bahwa moderasi beragama merupakan program Kementerian Agama yang masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang-Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024. “Indonesia memiliki keberagaman agama dan ratusan kepercayaan sehingga moderasi beragama ini sangat diperlukan agar tidak terjadi penyimpangan dalam memahami agama, seperti gerakan-gerakan radikal,” ungkapnya.
Dalam materinya, Ali menyampaikan, terdapat empat indikator penting dalam moderasi beragama antara lain, memiliki sikap toleran terhadap keberagaman, komitmen kebangsaan, antikekerasan, dan adaptif terhadap kebudayaan lokal.
Secara rinci, Ali menjelaskan materi terkait toleransi, bahwasanya sikap toleran sangat penting diterapkan dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat, terlebih di madrasah yang diharapkan menjadi tempat untuk menumbuhkan para santri yang toleran. Lebih lanjut, ia menjelaskan untuk mewujudkan hal tersebut dibutuhkan pengaktualisasian nilai-nilai toleransi di dalam proses pembelajaran.
“Untuk menumbuhkan para santri yang toleran, hendaknya membuat perencanaan pembelajaran yang sesuai dengan kondisi peserta didik yang heterogen, melaksanakan pembelajaran yang mendorong pengembangan potensi peserta didik secara adil dan proporsional, serta melaksanakan penilaian pembelajaran yang objektif dan komprehensif,” jelas Ali.
“Islam adalah agama yang Rahmatan Lil ‘Alamin. Untuk itu, sebagai bagian dari civitas akademika madrasah maka sudah sepatutnya kita harus menerapkan nilai-nilai dan sikap toleransi di madrasah,” sambungnya.
Sementara itu, Juri, Ketua Pokja KKM 019 Pati berharap agar diklat yang dilaksanakan mulai tanggal 9 November ini dapat diikuti dengan penuh tanggung jawab, karena kegiatan ini menggunakan dana bantuan dari World Bank. Di samping itu, agar diklat dapat bermanfaat akan dilakukan beberapa tahap yaitu tahap in dan on. “Pada diklat kali ini akan diperbanyak program on nya, karena itu akan lebih bermanfaat bagi madrasah masing-masing,” pungkasnya. (TIM/at)