Pati - Di tengah masa darurat merebaknya wabah Coronavirus Desease 2019 (Covid-19), kegiatan belajar mengajar (KBM) di Pesantren Raudlatul Ulum Desa Guyangan, Kecamatan Trangkil, Kabupaten Pati, Jawa Tengah tetap berjalan. Meski demikian, KBM sekolah formal di pesantren asuhan KH M Najib Suyuthi ini diliburkan. Para siswa atau santri pesantren belajar mandiri di rumah. Salah seorang pengajar di pesantren ini, H. Ahmad Minan Abdillah menceritakan kisah tersebut kepada Humas Kemenag Pati melalui media whatsApp, Rabu (1/4/2020). Menurut dia, kebijakan tersebut dalam rangka meminimalisasi kontak santri dengan orang luar. “Sesuai imbauan pemerintah, kegiatan sekolah formal libur. Jadi, para siswa atau santri pondok belajar mandiri di rumah masing-masing,” ujar Gus Minan, sapaan akrabnya. Awalnya santri pondok, kata dia, tidak pulang kampung. Mereka tetap di asrama pesantren. Agar suasana belajar tetap kondusif, pihak pesantren memberi tambahan dan modifikasi kegiatan yang menjadikan mereka tetap belajar aktif, Kunjungan wali santri juga ditiadakan untuk sementara waktu. Namun seiring perkembangan merebaknya virus Covid-19, pimpinan pondok pesantren mengeluarkan maklumat agar santri dipulangkan seluruhnya untuk belajar mandiri di rumah masing-masing dalam masa darurat Covid-19 pada Jum’at (27/3/2020). “Ini dilakukan supaya mereka terhindar dari kontak luar,” ungkap alumnus Universitas Al-Azhar Kairo Mesir ini. Ia menambahkan, pesantren juga menggelar penyemprotan disinfektan di seluruh lingkungan pondok. Hal itu menjadi bagian dari ikhtiar preventif melengkapi ikhtiar-ikhtiar lainnya, baik sosialisasi, social distancing, memastikan kebersihan, dan kesehatan santri. “Penyemprotan disinfektan dilaksanakan oleh tim Rumah Sakit As-Suyuthiyyah (RSA) Pesantren Raudlatul Ulum,” tandasnya. Menurut dia, selama wabah virus corona melanda sebelum santri dipulangkan, jika ada santri yang sakit maka pihak rumah sakit ‘menjemput bola’ ke pesantren. “Kami juga mendekatkan lagi layanan kesehatan kepada santri. Artinya, santri yang ‘sakit ringan’ tidak usah dibawa ke RSA. Tapi, pihak RSA yang mengirim dokter dan tim medis yang stand by di klinik FKTP pesantren,” tuturnya. Sebelumnya, lanjut dia, dalam rapat dewan asatidz atau majelis guru diputuskan santri yang sakit tidak perlu dibawa ke RSA dalam rangka meminimalisasi kontak dengan orang asing atau pihak luar. Selain membatasi bertemu dengan orang luar, ribuan santri putra-putri Raudlatul Ulum diminta tidak panik dan tetap menjaga kesehatan jasmani. “Penting semua sehat wal afiat,” pungkasnya menirukan Kiai Najib. (at)
31 Peserta Ikuti Rekrutmen Calon Petugas Haji 1446 H Tingkat Kabupaten Pati
Pati (Humas) - Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Pati menggelar Rekrutmen Calon Petugas Haji Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Kloter...
Selanjutnya