PATI – Menjadi pribadi religius, mahir, dan berwawasan global. Ketiganya adalah poin-poin penting yang berkaitan dengan visi dari Madrasah Tsanawiyah Salafiyah, Kajen, Margoyoso, Pati. Pada acara penutupan Matsama madrasah (18/7) pagi di Gedung Aula MTs Salafiyah lantai satu, tiga poin yang sekaligus tema acara tersebut, menjadi jawaban M. Atta Al Ghifari siswa kelas tujuh ketika menanggapi pertanyaan dari Kepala Madrasah, Kiai Ahmad Ruman Masyfu’ dalam pidatonya.
Acara yang sejatinya telah dijadwalkan berlangsung pada dua hari sebelumnya, sempat tertunda akibat insiden banjir yang melanda sebagian wilayah di Kecamatan Margoyoso, Pati. Masa ta’aruf antar siswa dan siswi madrasah di MTs. Salafiyah dilaksanakan secara meriah serta khidmat dalam beberapa momen, berlangsung selama tiga hari berturut-turut. Mulai dari Sabtu (16/7) sampai pada Senin (18/7) dengan berbagai macam rangkaian kegiatan dan acara.
Tepatnya pada hari pertama, setelah sepasang burung dara dilepaskan mengudara disusul dengan ledakan beberapa petasan, Matsama resmi dibuka pelaksanaannya oleh Kepala Madrasah. “Pada intinya. Matsama kali ini tidak berbeda dengan kegiatan Matsama yang lain. Yaitu bertujuan untuk mengenalkan kepada siswa-siswi baru tentang Madrasah Tsanawiyah Salafiyah. Kebiasaan-kebiasaan apa saja yang dilaksanakan, tanpa ketinggalan mengenalkan sistem kurikulum yang tengah dipakai,” ujar Muhammad Lizamuddin Nuril Haq selaku Ketua Panitia Acara.
Siswa-siswi diajak untuk saling mengerti dan memahami. Terlebih, sepanjang acara banyak pula materi yang disampaikan oleh para Guru agar anak didik terkait memiliki wawasan lebih mengenai madrasah baru mereka. Selain itu, permainan-permainan menarik disajikan oleh panitia supaya para peserta tidak jenuh.
Terutama saat pelaksanaan pada hari ketiga. Kegiatan di luar ruangan menjadi prioritas utama. Dilengkapi dengan jalan-jalan berkeliling Desa Kajen sekaligus berziarah ke Makam Waliyullah Syeikh Ahmad Mutamakkin, serta para sesepuh pendiri Yayasan dan Madrasah. Matsama diharapkan mampu memberikan banyak pengalaman berharga yang sukar dilupakan.
Semestinya memang dalam segala jenis perjumpaan, pertemuan pertama haruslah mampu menciptakan kesan. Tak kenal, maka tak sayang, ibarat peribahasa. Semoga tiga hari tersebut tercatat menjadi hari-hari yang indah, patut dikenang, hingga kelak dirindukan.
“Kalian boleh iri kalau ada orang yang alim atau pintar tetapi ilmunya manfaat. Orang yang kaya tapi dermawan. Sama tabib atau dokter yang berjiwa sosial. Itu hadits,” ucap Bapak Kepala Madrasah berpesan, menyemangati semua siswa dan siswi baru madrasah. (RM/at)