Pati, Humas – Dalam rangka Penguatan Pelaksanaan Kelas Digital Internasional, MTsN 1 Pati menggelar Rapat Kerja Persiapan Tahun Pelajaran 2023/2024, Sabtu (15/7). Rapat kerja menghadirkan Kasubdit Kurikulum Evaluasi Direktorat KSKK Madrasah, Suwardi, Kasi Kurikulum dan Kesiswaan Bidang Penmad Kanwil Kemenag Provinsi Jateng, Juair, dan Pembina Penjamin Mutu Madrasah, Amiroh Ambarwati. Rapat diikuti oleh seluruh guru MTsN 1 Pati secara hybrid.
Membuka rapat, Ali Musyafak, Kepala MTsN 1 Pati melaporkan terkait perkembangan prestasi MTsN 1 Pati beberapa waktu terakhir, di antaranya kualitas input yang baik, lolosnya dua siswa di ajang OSN Provinsi dan tiga proposal OPSI, serta dua proposal MYRES dan dua siswa ke KSM tingkat provinsi.
“Alhamdulillah, pelan-pelan kami sudah mulai berprestasi. Yang tidak kalah penting adalah prestasi di bidang akhlakul karimah. Jika akhlakul karimah tidak menjadi rujukan maka semuanya akan sia-sia,” ujarnya.
Lebih lanjut, Syafak melaporkan terkait penguatan program yang saat ini sudah berjalan meskipun masih banyak yang harus dievaluasi. Di tahun pelajaran 2023/2024, Syafak menyatakan jika seluruh stakeholder madrasah akan berusaha meningkatkan pelayanan, baik kepada orang tua maupun para siswa. Selain itu juga mencoba mewujudkan visi dan misi madrasah bertaraf internasional.
“Tahun-tahun lalu kami sudah mengikuti lomba-lomba bertaraf internasional meskipun masih di bidang akademik. Di tahun ini kami membuat program madrasah yang lebih dalam lagi untuk menuju ke sana. Alhamdulillah tiga ruang kelas digital internasional siap untuk kita jalankan di tahun pelajaran ini,” ucapnya.
“Harapannya, ini menjadi penyemangat untuk terwujudnya madrasah yang lebih baik dari pada tahun kemarin. Untuk itu, bimbingan dan arahan dari Bapak Kasubdit, Bapak Kasi Kursis, dan Ibu Pembina sangat kami butuhkan,” tutup Syafak.
Mendengar paparan Syafak, Suwardi, mengutarakan rasa senang, bangga, bahagia, dan bersyukur. Ia mengibaratkan MTsN 1 Pati layaknya sebuah busur panah yang melesat cukup kencang untuk menuju madrasah yang luar biasa, madrasah yang hebat, dan madrasah yang mandiri berprestasi.
“Ini ditandai dengan prestasi peserta didik, gurunya, dan madrasahnya, baik nasional maupun internasional. Pernah mendapatkan penghargaan dari Gubernur Jateng dan Rekor Muri. Saya pikir ini adalah sebuah pencapaian yang luar biasa, harus kita syukuri, kita semua bangga dan bahagia,” ungkapnya.
Suwardi menekankan, kunci utama keberhasilan dari sebuah lembaga pendidikan adalah proses pembelajaran, sedangkan yang lain hanya sebagai faktor pendukung.
“Saran saya, mari kita terus melakukan suatu inovasi, suatu terobosan-terobosan untuk kemajuan madrasah dalam tata kelolanya, khususnya dalam proses pembelajaran,” ajaknya.
Ia pun menyambut baik atas inisiatif dan terobosan-terobosan yang dilakukan MTsN 1 Pati untuk membuka kelas digital internasional. Menurut Suwardi, sudah menjadi sebuah keharusan dunia digital dioptimalkan, lantaran saat ini semua layanan berbasis digital. Di samping itu juga transformasi layanan digital menjadi salah satu program dari Menteri Agama pada semua lembaga termasuk lembaga pendidikan di bawah naungan Kementerian Agama.
“Semoga upaya kita mendapatkan kemudahan dari Allah Swt. Salam sukses selalu untuk MTsN 1 Pati. MTsN 1 Pati memang keren,” pungkasnya.
Kegiatan rapat dilanjutkan dengan pembimbingan teknis oleh Amiroh dengan menyampaikan konsep sederhana kelas digital. Ia menyebutkan bahwa basic kelas digital adalah mutlak pemanfaatan teknologi.
“Saya melihat prinsip mendasar ini sudah kena, dengan smart TV-nya beserta kelengkapan lainnya yang akan kita cek lebih detail. Khususnya saya ingin tahu apa saja yang sudah disiapkan untuk itu,” kata Amiroh.
“Ini keren. Balai Diklat saja belum, yang sudah menggunakan kelas digital atau smart class itu Pusdiklat di Jakarta,” tambahnya.
Amiroh menegaskan bahwa harus ada proses konversi dan transformasi dari pembelajaran yang semula dilakukan secara manual menjadi kelas yang berbasis teknologi.
“Saya berharap penggunaan buku manual dihilangkan, namun dalam masa awal, maksimal satu semester masih boleh menggunakan buku manual. Tapi setelah itu semua konten harus berbasis digital, itu yang pertama. Ke dua, dengan adanya konversi ini tadi juga harus terjadi transformasi. Guru harus betul-betul menjadi fasilitator, dengan adanya konten berbasis digital bisa membuat kelas digital lebih interaktif,” paparnya.
Amiroh menambahkan ada empat aspek kelas digital yang perlu ditransformasi yang disebut dengan digitalisasi ruang kelas. Adalah kurikulum, manajemen, konten digital, dan infrastruktur pendukung teknologi pembelajaran.
“Ini perlu dipersiapkan untuk menyongsong tahun pelajaran baru, tentu ada skala prioritasnya,” tutup Amiroh. (TiM/at)