Pati – MTsN 1 Pati menerima penghargaan dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Jawa Tengah sebagai Sekolah Adiwiyata tingkat provinsi. Penghargaan tersebut diserahkan secara langsung oleh Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo bersamaan dengan 149 sekolah lainnya saat acara Penguatan Gerakan Peduli Lingkungan dalam rangka puncak peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia Tahun 2023, di Taman Rakyat Slawi Ayu (TRASA), Tegal pada Selasa (4/7).
“Subhanallah walhamdulillah, satu penghargaan lagi di penghujung tahun pelajaran 2022/2023 untuk MTsN 1 Pati,” ujar Kepala MTsN 1 Pati, Ali Musyafak.
Syafak mengatakan jika raihan penghargaan ini tidak luput dari perjuangan seluruh warga madrasah terutama bimbingan penanggung jawab program Adiwiyata MTsN 1 Pati.
“Terima kasih atas kerja cerdas, kerja keras, kerja Ikhlas, dan kerja tuntas seluruh warga madrasah, terutama di bawah bimbingan penanggung jawab program Adiwiyata, Pak Sadun dan Pak Taqin. Perjuangan tidak akan berakhir, semoga dibalas Allah dengan keberkahan,” ungkapnya.
Dengan diterimanya penghargaan dari Gubernur Jateng, semakin memperkuat posisi dan eksistensi MTsN 1 Pati sebagai Madrasah Unggulan Akademik Nasional, Madrasah Riset, Madrasah Ramah Anak, dan Madrasah Adiwiyata Tingkat Provinsi.
“Ini sebuah anugerah yang luar biasa, yang akan berkontribusi banyak untuk Pati, Jawa Tengah, bahkan indonesia. Semoga ke depannya semakin barokah,” tutup Syafak.
Sementara itu, Zaenal Muttaqin, Koordinator Lingkungan dan Adiwiyata, menyatakan bahwa selama ini pihaknya gencar melakukan gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup di Sekolah (PBLHS) untuk mewujudkan madrasah yang asri, bersih, dan menyehatkan sehingga dapat memberikan rasa nyaman ketika berada di madrasah.
“Alhamdulillah, usaha kami dalam mewujudkan madrasah yang asri, bersih, dan menyehatkan memperoleh apresiasi dari pihak Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Jawa Tengah,” kata Taqin.
Ia menjelaskan, program adiwiyata yang sudah berjalan di MTsN 1 Pati terbilang cukup banyak, diantaranya penanaman pohon, pemanfaatan botol bekas sebagai hiasan, penataan taman kelas dengan memanfaatkan barang-barang bekas, serta pembuatan embung sebagai resapan air dan pembibitan ikan. Kesuksesan dalam menjalankan program tersebut tidak terlepas dari peran aktif warga madrasah dalam membantu dan memberikan respon positif.
“Meskipun awalnya belum terbiasa, tetapi setelah program-program adiwiyata ini kami mulai, antusiasme warga madrasah mulai muncul, seperti Guru Prakarya yang membantu dalam pengumpulan limbah untuk dijadikan karya siswa,” jelas Taqin.
Lebih lanjut, ia memaparkan bahwa telah terjadi perubahan yang sangat signifikan. Taqin menyebutkan, sebelum ada program adiwiyata, setiap hari sampah di lingkungan madrasah sangat menumpuk. Akan tetapi setelah program adiwiyata dijalankan, sampah sudah mulai berkurang karena banyak yang dimanfaatkan untuk karya siswa. Di samping itu, juga lingkungan mulai tertata, penghijauan dari tahun ke tahun, dan penambahan pepohonan yang ada di lingkungan madrasah yang buahnya bisa dinikmati oleh siswa. “Ke depan, harapan kami peran aktif warga madrasah dalam mengawal program adiwiyata tetap berlanjut. Kemudian dengan perolehan penghargaan adiwiyata provinsi ini, kami berharap teman-teman lebih semangat lagi dalam membantu dan sadar akan lingkungan yang bersih, indah, sehat, dan menyenangkan. Mudah-mudahan ini juga bisa memberikan motivasi dan inspirasi bagi lingkungan sekitar madrasah,” pungkas Taqin. (TiM/at)