PATI, Humas — Pembinaan pegawai yang dilakukan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pati tidak melulu pada aspek jasmaniah saja. Namun, pembinaan dalam aspek rohaniah juga terus diupayakan. Salah satunya melalui pengajian rutin bagi mayoritas pegawai muslim.
Salah satu tujuan diselenggarakannya kajian rutin tersebut adalah untuk memperkuat keimanan dalam rangka menunjang integritas pegawai di lingkungan Kantor Kemenag Kabupaten Pati.
Kajian rutin pegawai ini Senin dua minggu sekali kali ini digelar di aula Kemenag Pati pada Senin (3/7). Dengan seorang pembimbing keagamaan yaitu ustadzah Lin Eti Afiapenyuluh agama islam kemenag Kabupaten Pati. Tema yang dibawakan adalah ‘Bila Keinginan Tidak sesuai Kenyataan”.
Dalam ceramahnya, ustadzah Lin Eti menyampaikan bahwa hidup penuh dengan misteri. Tak ada yang dapat memprediksi apa yang akan terjadi, jangankan bulan atau tahun depan, satu jam mendatang bahkan waktu yang lebih cepat sekalipun. Manusia hanya bisa merencanakan yang terbaik dalam pandangannya, namun realita dapat berkata lain.
Harapan akan meraih kebahagiaan, tambahan pengetahuan, kian bertumpuknya harta dan kekayaan, serta hal lain adalah di antara yang diinginkan manusia. Segala cara dilakukan untuk meraih yang diimpikan tersebut. Kajian, meminta pertimbangan berbagai kalangan, membuka referensi dan sejenisnya dilakukan demi memastikan bahwa yang diharap akan sesuai kenyataan.
“Maka apabila kenyataan sesuai harapan, maka bersyukurlah, karena yang demikian itu merupakan kebaikan Ilahi. Namun, apabila kenyataan tidak sesuai harapan, maka rendah hatilah (tawadhu’), karena yang demikian itu merupakan kekuasaan Ilahi. “Jadi, kalam hikmah ini mengajarkan bahwa dalam hidup manusia, ada kenyataan yang sesuai dan tidak sesuai dengan harapan,” ujarnya.
Di sisi lain, Plt. Kepala Kemenag Pati Ahmad Syaiku yang juga mengikuti pengajian mengungkapkan bahwa kegiatan ini merupakan upaya pihaknya untuk memperkuat aspek kerohaniaan pegawai. Pihaknya ingin pegawai memiliki kesimbangan dalam menjalani hidup. “Jadi antara mencari dunia dan akhirat harus seimbang,” urainya. (at)