Pati – Sejak pemerintah menyatakan situasi darurat atas pandemi Covid-19 mulai 16 Maret lalu, MTsN 1 Pati mengambil sikap untuk menerapkan pembelajaran dan layanan pendidikan sesuai dengan edaran Menteri Agama. Hal ini dilakukan agar terjadi harmonisasi antara kebijakan pemerintah, kebijakan madrasah, dan kebutuhan masyarakat dalam situasi darurat.
Berkembangnya informasi dan strategi penanganan pandemi dan dampaknya yang begitu cepat, mengharuskan madrasah untuk selalu up date dalam ikut mengemban arah kebijakan yang disarankan.
“Situasi saat ini adalah ujian dan tantangan bagi insan pendidikan di madrasah untuk selalu berinovasi,” ujar Ali Musyafak selaku Kepala Madrasah kepada Humas Kemenag Pati, Kamis (4/6/2020).
Hal ini ditindaklanjuti dengan pelatihan pembelajaran daring kepada semua guru sebelum diberlakukan WFH. Tanggap situasi yang cepat dan tepat ini sangat bermanfaat bagi berlangsungnya pembelajaran daring yang sampai saat ini tetap efektif.
Beberapa media digunakan mulai dari yang paling sederhana dengan grup whatsApp, google form, meet, zoom, e-learning madrasah, dan lain-lain. Bahkan guru-guru juga difasilitasi untuk belajar bersama di layanan aplikasi daring Ruang Guru.
“Meskipun secara geografis madrasah ini berada di luar kota (tepatnya di pedesaan), nyatanya tidak menyurutkan semangat untuk tetap berkarya dan mengakomodasi siswa tetap belajar dari rumah. Kurikulum yang diterapkan dalam dalam situasi darurat dilaksanakan dengan tujuan penanaman konsep pentingnya belajar, melatih kemandirian, melatih bekerja sama dengan anggota keluarga, dan menerapkan nilai-nilai karakter yang didapat dari madrasah,” papar pria yang berdomisili di kota ukir Jepara ini.
Menurut Syafak, Selain penerapan pembelajaran daring, MTsN 1 Pati juga melaksanakan penerimaan peserta didik baru (PPDB) tahun ajaran 2020/2021 secara daring. Mulai dari pendaftaran, pemberkasan, sampai dengan daftar ulang dilaksanakan secara daring. Hal ini bukan hal baru karena madrasah telah menerapkan PPDB daring dalam 4 tahun terakhir ini. Bedanya, untuk tahun sebelumnya pemberkasan, seleksi, dan daftar ulang masih secara luring.
Saat ini madrasah sedang melaksanakan penilaian akhir tahun (PAT) mulai 3-10 Juni secara daring menggunakan google class room. Awalnya direncanakan akan menggunakan e-learning madrasah, namun setelah dilakukan survei, sebagian siswa belum begitu familiar. Sedangkan untuk menyiapkan pemberlakuan new normal (kenormalan baru), madrasah sedang menyusun strategi menyeluruh yang meliputi kurikulum, sarana, dan SDM yang diharapkan dapat mengakomodasi kebutuhan siswa dan masyarakat.
“Intinya kita harus mampu menjadi agen pendidikan dan pembelajar dalam situasi apapun. Guru harus bisa menjadi teladan. Guru harus selalu belajar sebelum menyuruh siswa belajar. Kita harus bergerak jika tidak ingin tertinggal,” pungkas Syafak. (mj/at)