Allah berfirman dalam Al-Qur’an Surat Al-Fushilat ayat 30 :
اِنَّ الَّذِيْنَ قَالُوْا رَبُّنَا اللّٰهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوْا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ اَلَّا تَخَافُوْا وَلَا تَحْزَنُوْا وَاَبْشِرُوْا بِالْجَنَّةِ الَّتِيْ كُنْتُمْ تُوْعَدُوْنَ
Artinya : Orang-orang yang berkata, “Tuhan kami adalah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat-malaikat akan turun kepada mereka (dengan berkata), “Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu bersedih hati; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan kepadamu”.
Saat Allah menciptakan ruh manusia, Allah telah mengambil sumpahnya, dan seluruh ruh yang dicipta berjanji dan bersaksi bahwa Allah adalah Tuhan mereka, sebagaimana firman Allah dalam Surat Al-A’raf ayat 172 “Alastu birabbikum, qalu bala syahidna”. Artinya semua manusia lahir dalam keadaan fitrah, suci, dan membawa keislaman.
Untuk langkah selanjutnya mereka mau menjadi beriman, berislam ataupun mau menjadi non-muslim, majusi, dan yahudi sangat tergantung kepada bagaimana orang tua mendidiknya yang tentunya dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk di dalamnya adalah lingkungan, pendidikan formal, dan lain sebagainya sebagaimana hadits yang yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu yang artinya: “Setiap anak dilahirkan dalam fitrahnya, maka tergantung kedua orang tuanya lah ia menjadi majuzi atau nasrani”. (HR. Bukhari dan Muslim).
Setelah mereka lahir ke dunia dengan membawa keimanan dan keislaman, tentunya harus dijaga dan dirawat agar keimanan dan keislaman yang telah dikantongi akan tetap dan bahkan meningkat sampai akhir hayatnya, karena kalau tidak kita akan rugi besar dan menyesal selama- lamanya.
Keluarga adalah madrasah pertama untuk menjaga dan mempertahankan iman dan islam tersebut, dari pembelajaran melalui sikap, kata-kata, perbuatan, dan uswatun hasanah kedua orang tua akan menjadi pondasi kuat untuk kokohnya sebuah bangunan iman dan islam anak- anak berikutnya. Mulai anak lahir dikumandangkan adzan dan iqomah di telinganya, adalah usaha kuat untuk menanamkan penguatan iman islam yang telah dibawanya dari alam arham. Demikian juga aqiqah dan pemberian nama yang baik pun bentuk ikhtiar orang tua untuk menuju jalan yang benar dan diridloi Allah, bahkan seringnya anak diajak ke pengajian, sowan para ulama’ silaturahmi kepada sanak saudara itu juga sebagai usaha kuat orang tua untuk menjalankan ananah dari Allah agar anak- anaknya tetap menjadi muslim dengan keimanan yang kuat.
Lalu, bagaimana setelah mereka di bangku pendidikan, mulai dari PAUD, RA, MI, MTs, MA, bahkan sampai ke perguruan tinggi dengan menyandang sarjana S1, S2, S3, bahkan jadi profesor kelak. Nah, lembaga pendidikan lah yang amat berperan dan berkewajiban untuk melanjutkan pendidikan dasar dari orang tua agar iman dan islamnya anak tetap bertahan, bahkan semakin tebal, semakin kuat, dan utuh sampai akhir hayatnya.
MTsN 1 Pati sebagai lembaga pendidikan umum berciri khas islam berkewajiban dan harus mengambil bagian dari tugas berat tersebut. Sesuai dengan visinya menjadi madrasah uswatun hasanah selalu melakukan inovasi, kreasi, dan kolaborasi dalam action nya dengan tujuan utamanya untuk menguatkan iman dan islam seluruh warga madrasahnya terutama kepada siswa-siswinya agar mereka menjadi siswa yang cerdas, berkarakter akhlakul karimah, mandiri, berprestasi, dan tangguh menghadapi tantangan zaman, sesuai yang diamanatkan dalam UU Nomor 20 tahun 2003 Pasal 3, yang berbunyi “Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”
Giat Istiqomah Pagi, nama sebuah kegiatan yang ada di MTsN 1 Pati adalah sebuah kegiatan istiqomah yang sangat luar biasa manfaatnya diperuntukkan untuk semua guru, pegawai, dan siswa MTsN 1 Pati.
Kenapa saya katakan luar biasa?
Pertama saya ambil dari kata istiqomah nya. Kata pepatah, istiqomah itu lebih baik daripada beribu-ribu karomah. Betapa hebatnya kita di mata Allah apabila kita bisa melakukan kebaikan dengan istiqomah, hanya para nabi, para rasul, dan para wali yang mampu melaksanakan kegiatan istiqomah, namun kalau kita sebagai manusia biasa yang lemah dan penuh dosa diberi kemampuan untuk melaksanakan kegiatan secara istiqomah, pantaskah kalau Allah Yang Maha Pemurah memberi hadiah berlimpah. Demikian pula, orang yang istiqomah akan selalu dilindungi Allah dengan dihadirkan beberapa malaikat untuk menjadi kita agar tidak punya rasa takut dan khawatir, yang akhirnya akan mendapat hadiah surga.
Yang kedua, semua kegiatannya berdasar dan merujuk kepada perintah Allah dan Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wasallam.
Salam, salim, senyum ( S3) adalah perintah mendasar dari Rasulullah, menata sandal atau sepatu dengan tertib juga perintah Allah, karena Allah itu Maha Indah dan suka keindahan. Belum lagi shalat isyraq dan dhuha secara bersama-sama, adalah sunnah nabi yang berpotensi besar pahala dan efeknya, dilanjutkan dengan asmaul husna pilihan, sesuai takaran dan kondisi. Ya Fattah, ya rozzaq, ya rahman, ya Rahim, ya Fattah, ya alim dan lain sebagainya.
Ketiga, tidak hanya berhenti sampai di situ. Kegiatan yang mengambil waktu antara pukul 06.45 s.d. 07.20 Wib yang wajib diikuti seluruh guru, pegawai, dan siswa, yang dibagi di dua tempat yaitu masjid Baitul Makmur dan Indoor serba guna itu masih berlanjut dengan bacaan- bacaan special. Dan mungkin tidak banyak dijalankan diberbagai lembaga manapun, yaitu berdoa menggunakan perantara (bijahi) 25 nama nabi dan 10 malaikat. Betapa tidak luar biasanya kegiatan istimewa tersebut, karena di dalam sebuah kitab disebutkan bahwa setiap mukallaf (muslim yang berakal dan sudah sampai waktunya) wajib mengenal 25 nabi dan 10 malaikat, walaupun jumlah nabi dan malaikat tidak terbatas itu saja, namun kalau kita tidak hafal nama 25 nabi dan 10 malaikat, dalam sebuah ngaji jumat wagenya KH. Asnawi Kudus, kita dinyatakan berdosa, naudzubillahi min dzalik. Untuk itu wajib hukumnya bagi warga MTsN 1 Pati mengetahui dan melafalkannya.
Keempat, di samping ber-bijahi dengan para nabi dan malaikat, masih terdapat kegiatan yang lebih istimewa lagi, yaitu satu kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan rasa cinta kepada Allah dan kekasihNya, Muhammad Sallallahu ‘alaihi Wasallam melalui mahallul qiyam. Di dalam mahallul qiyam seluruh warga madrasah diajak untuk memuja Allah dan Rasulullah, di samping memuji ahli bait yang mulia Rasulullah dengan tujuan agar kita semakin mencintai Allah dan Rasul-Nya di atas cinta kita kepada yang lainnya.
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh At-Tabrani dari Ali bin Abi Thalib RA bahwa Rasulullah Sallallahu ‘alaihi Wasallam bersabda, “Didiklah anak-anakmu atas tiga hal: mencintai nabimu, mencintai ahli baitnya, dan membaca Alquran. Sebab, orang yang mengamalkan Al-Qur’an nanti akan mendapatkan naungan Allah pada hari ketika tiada naungan kecuali dari-Nya bersama para nabi dan orang-orang yang suci”.
Itulah kegiatan luar biasa yang ada di MTsN 1 Pati. Walaupun notaben nya Madrasah Negeri, tetap tidak mau kalah dengan madrasah lain dalam penguatan dan penerapan iman islam kepada warganya.
Dengan seluruh kegiatan tersebut, terutama pembacaan syahadat, shalawat, dan shalat dzuhur berjamaah secara istiqomah, mampu menempa dan menyinari seluruh hati warga madrasah, yang akhirnya mereka menjadi generasi unggul, yaitu generasi yang beriman, cerdas berkarakter, dan yang paling lebih penting menjadi generasi sholeh-sholehah yang selamat bahagia baik saat di dunia sampai di akhirat kelak. Aamiin. (Ali Musyafak-Kepala MTsN 1 Pati)