Kakanwil : Rukun, Aman, Damai tanggung jawab kita bersama
Pati – Berkumpulnya para tokoh dari berbagai agama dalam satu forum mencerminkan kebersamaan dan keharmonisan dan kondusifnya kehidupan umat beragama yang merupakan kebutuhan kita semua bukan saja di tingkat kabupaten tetapi di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kondisi yang demikian merupakan hal yang paling mendasar dari tujuan mengamalkan ajaran agama, yaitu untuk mencapai kebahagian hidup, dari dunia sampai ke akhirat nantinya.
Menyadari bahwa masyarakat sangat rentan terhadap konflik dan perpecahan yang bernuansa SARA (suku, agama, ras, dan adat-istiadat), ditambah lagi isu-isu yang bernuansa politis yang sengaja dimanfaatkan untuk membuat gejolak yang mengarah kepada tindakan anarkhis dan kerusuhan atau konflik horizontal, keberadaan FKUB yang dibentuk oleh masyarakat yang difasilitasi oleh pemerintah sangat tepat. Sehebat apapun program pemerintah untuk mewujudkan ketertiban dan ketenteraman, jika tidak didukung oleh masyarakat maka tidak akan memiliki arti apa-apa. Hal itu disampaikan oleh Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah Drs. H. Ahmadi, M.Ag pada peresmian Gedung FKUB Kabupaten Pati (18/2) yang terletak di desa Muktiharjo Kecamatan Margorejo depan Lapangan Joyo Kusumo Pati. Dalam acara itu hadir pula Wakil Bupati Pati H Budiyono bersama para Kepala SKPD, Kepala Kementerian Agama Kab. Pati Drs H Akhmad Mundakir, M.Si, Ketua FKUB Kab. Pati Dr H Achmad Choiron, M.Ag, para Camat dan Pimpinan Majelis Agama Kab. Pati.
Peresmian ditandai dengan penandatanganan prasasti dan pemotongan tumpeng oleh Kakanwil dan Bupati Pati dilanjutkan dengan penandatanganan berita acara serah terima gedung dari Kepala Kankemenag Pati kepada Ketua FKUB Kabupaten Pati.
Kakanwil menjelaskan pentingnya memelihara perekat persatuan dan kesatuan untuk mewujudkan keamanan dan kedamaian kehidupan beragama. “Kita harapkan peran tokoh atau pemuka dari semua agama yang ada. Kita semua menyadari, bahwa rukun, aman dan damai itu bukan sekedar kata indah; akan tetapi merupakan kebutuhan kita semua”, harap Ahmadi.
Lebih lanjut Kakanwil sangat mengharapkan agar perbedaan-perbedaan yang ada hendaknya mampu dirajut untuk kita jadikan potensi yang sinergis dalam membangun daerah dan bangsa ke depan terutama dalam mewujudkan masyarakat yang taat beragama, rukun, cerdas, mandiri, sejahtera lahir dan batin. Kakanwil juga mengutip istilah yang pernah dilontarkan KH Hasyim Muzadi, “Yang berbeda jangan disamakan dan yang sama janganlah dibedakan”, karena para pendiri negeri tercinta ini sejak awal telah menyadari heterogenitas masyarakat sehingga memiliki semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang terus kita lestarikan hingga kini. Hal ini sesuai dengan Nawacita Presiden Jokowi yang salah satunya menyebutkan “Memperteguh Kebhinnekaan dan Memperkuat Restorasi Sosial Indonesia”.
Dengan dibangunnya Gedung Sekretariat Bersama FKUB Kabupaten Pati Kakanwil mengharapkan bisa menjadi wahana untuk mempererat tali silaturrahmi antar umat beragama, sekaligus mengantisipasi dan menyelesaikan persoalan-persoalan yang timbul secara bijak dan fikiran jernih, yang nantinya bermuara pada keharmonisan, ketertiban, dan ketenteraman seluruh masyarakat.
Kepala Kemenag Kab. Pati dalam laporannya menjelaskan pembangunan gedung ini dialokasikan dari dana APBN dan dibangun di atas tanah seluas 153 M2 yang terdiri dari satu lantai dengan tiga ruang kerja “Harapan kami gedung ini dapat meningkatkan pelaksanaan tugas dan fungsi FKUB Kab. Pati dalam pembinaan kerukunan umat beragama di Kabupaten Pati sehingga terwujud kerukunan antar umat beragama yang lebih baik lagi,”katanya.
Sementara itu Bupati Pati, dalam sambutannya mengharapkan, gedung ini supaya digunakan dengan baik tidak hanya digunakan oleh para pemuka agama saja tetapi lebih dari itu supaya digunakan pula untuk kegiatan umat beragama secara bersama-sama. “Tentunya dengan koordinasi yang baik dari semua pihak yang terkait sehingga bisa dilaksanakan dengan baik”, sambungnya. Bupati juga mengingatkan supaya bangunan ini bisa dirawat dan dikelola dengan baik, karena biasanya lebih mudah membangun daripada merawat sebuah bangunan.
( Athi’ Masyruroh – Pegawai Subbag TU Kankemenag Kab. Pati )