Dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan madrasah khususnya dilingkungan KKM MTsN 1 Pati (red – MTsN Winong) mulai Kamis (05/01) hingga besok menyelenggarakan Bimbingan Teknis Kurikulum 2013 yang diikuti oleh para guru se KKM MTsN 1 Pati. Bimtek dilaksanakan di MTsN 1 Pati dengan dipandu narasumber dari Balai Diklat Keagamaan Semarang. Bimtek dibuka oleh Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah, Farhani, yang hadir bersama dengan Kepala Kantor Kementerian Agama Kab. Pati, Ahmad Mundakir dan Kepala Seksi Pendidikan Madrasah.
Bimtek ini diperlukan untuk meningkatkan kompetensi para guru dalam peningkatan kualitas pembelajaran untuk mengantarkan peserta didik meraih prestasi yang gemilang dalam menempuh pendidikan di madrasah. Berhasil tidaknya pendidikan bergantung pada para pendidik dengan tidak mengesampingkan faktor lainnya. Dengan diselenggarakannya Bimtek ini, sebagaimana diharapkan oleh Umi Hanik, Kepala MTsN 1 Pati, para pendidik mampu mengembangkan kompetensinya untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
Di hadapan 47 peserta Bimtek, Kakanwil menyampaikan bahwa Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah telah menyampaikan usulan agar madrasah juga diberikan dana yang bersumber dari SBSN sebagaimana telah sukses dalam pembangunan Balai Nikah dan Manasik Haji. Apabila bisa diwujudkan tentunya akan menjadikan madrasah semakin berkualitas, mencapai prestasi yang lebih baik dari saat ini. Disampaikan oleh Farhani, bahwa tingkat kepercayaan masyarakat kepada madrasah semakin tinggi yang diindikasikan tingginya animo masyarakat untuk mendidik putera puterinya di madrasah. Tingginya jumlah pendaftar yang tidak seimbang dengan daya tampung madrasah berakibat pada penolakan sejumlah pendaftar. Untuk mencukupi kebutuhan ini, “Menteri Agama akan mengupayakan agar dana SBSN bisa dimanfaatkan untuk madrasah,” jelasnya.
Pada tahun 2017 Kementerian Agama RI memperoleh alokasi dana APBN sebesar Rp 60 triliun. Dari jumlah tersebut 85% diperuntukkan bagi pendidikan. Berbagai sarana prasarana madrasah yang berguna untuk menunjang peningkatan kualitas pendidikan telah dimiliki, demikian pula kesejahteraan para tenaga pendidik dan kependidikan dirasakan semakin meningkat. “Kompetensi pendidik harus bisa ditingkatkan seiring dengan peningkatan kesejahteraan,” tandasnya.
Kakanwil menekankan pentingnya peningkatan kompetensi guru, terlebih pada kompetensi kepribadian. Kompetensi Kepribadian adalah kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia. Aparatur Kementerian Agama, terlebih guru agama, diibaratkan oleh Farhani bagaikan baju putih. “Sedikit saja noda menempel, akan menjadikan baju itu rusak,” jelas Kakanwil.
Kompetensi Pedagogik adalah kemampuan pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Berikutnya adalah Kompetensi Sosial yaitu kemampuan guru untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. Terakhir adalah Kompetensi Profesional, penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam, yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan terhadap struktur dan metodologi keilmuannya.
Terkait dengan tema HAB ke-71, Semakin Dekat Melayani Umat, dihimbau kepada para pendidik dan tenaga kependidikan di madrasah untuk bisa lebih berperan aktif dalam bermasyarakat terlebih lagi dalam rangka peningkatan pelayanan pendidikan yang berkualitas. (fat/gt)