PATI, Humas – Dalam rangka menghadapi Musabaqah Qira’atil Kutub (MQK) tingkat Provinsi Jawa Tengah, Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pati melalui Seksi Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (PD Pontren) menggelar seleksi MQK tingkat Kabupaten Pati di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Pati, Minggu (30/4/2023).
Lomba MQK merupakan kegiatan rutin setiap lima tahun sekali dengan diikuti Pondok Pesantren yang ada di Kabupaten Pati terutama yang mengajarkan kitab kuning sebagai buku literatur dalam lomba tersebut.
Lomba ini dibuka oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pati Ali Arifin didampingi Kepala Subbag Tata Usaha Ahmad Syaiku dan Kepala Seksi PD Pontren Subhan serta beberapa pimpinan dan tenaga pengajar Pondok Pesantren se Kabupaten Pati.
Kepala Seksi PDPontren Subhan melaporkan jumlah peserta dalam Musabaqah sebanyak 165 orang.
Ia menyebutkan bahwa pelaksanaan seleksi MQK ini merupakan upaya untuk mendorong dan meningkatkan kecintaan dan keseriusan santri dalam mempelajari kitab-kitab rujukan yang berbahasa Arab tanpa baris yang lebih dikenal dengan nama Kitab Kuning serta untuk meningkatkan kemampuan dan kecakapan santri dalam membaca dan melakukan kajian ilmu Agama.
“Ini merupakan agenda rutin yang dilaksanakan setiap lima tahun sekali. Nantinya, peserta yang berprestasi atau yang mendapat juara akan kita seleksi untuk mengikuti MQK tingkat Provinsi Jawa Tengah,” katanya.
Kasi PDPontren menambahkan, Bidang lomba dalam MQK yaitu perlombaan yang menekankan keahlian, kefasihan dan kebenaran dalam membaca, menghafal nadzom atau matan (hifdzul mutun) serta pemahaman teks kitab kuning tertentu yang dijadikan rujukan, meliputi bidang fiqih, nahwu, tafsir, hadits, ushul fiqh, akhlaq, tarikh, balaghoh, debat bahasa Arab dan debat bahasa Inggris.
Sementara itu Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pati Ali Arifin dalam sambutannya mengatakan bahwa seleksi MQK merupakan ajang bagi santri untuk mengukur kemampuan dan keahlian mereka dalam membaca dan memahami Kitab Kuning. Selain itu juga sebagai ajang Kompetisi Akademik bidang penguasaan ilmu Agama sekaligus tradisi kelembagaan pondok pesantren serta membentuk karakter kepribadian santri yang unggul, berkualitas dan berkarakter.
Pada kesempatan itu pula, Kepala Kantor meminta agar Pondok Pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam mempunyai peran yang sangat diharapkan untuk dapat mencetak Kader-Kader Ulama dan Tokoh masyarakat di masa mendatang.
KaKankemenag Ali Arifin, juga berharap MQK ini bisa menjadi sarana keilmuan yang efektif dalam upaya mengasah kemahiran membaca kitab kuning. Pasalnya, unsur kemahiran dalam membaca dan menelaah, menjadi kata kunci untuk memahami isi dan kandungan dalam sebuah kitab sebagai referensi terhadap permasalahan yang terjadi di tengah-tengah masyarakat.
“Kami berharap agar pelaksanaan event MQK tahun ini bukanlah sekedar mempertahankan tradisi dan menghidupkan budaya kelimuan di kalangan para santri/pesantren. Namun, kegiatan ini harus berdampak positif bagi para santri, untuk sedini mungkin mempersiapkan diri menjadi ulama dan ahli ilmu agama,” pungkasnya. (at)