KAJEN- Madrasah Tsanawiyah Salafiyah, Kajen, Margoyoso, Pati selaku lembaga pendidikan formal berbasis pesantren yang memiliki Program Unggulan Tahfidz dan Kitab melaksanakan ujian (testing) tahfidz dan kitab pada tahun ajaran 2022-2023. Seperti diketahui, acara besar yang melibatkan seluruh siswa-siswi madrasah kelas 9 ini diselenggarakan secara rutin setiap satu tahun sekali. Pada ujian kali ini, sebanyak 382 peserta diuji secara berkala mulai dari beberapa hari sebelumnya baik itu di pondok pesantren terkait maupun di madrasah yang memiliki sistem kurikulum terintegrasi otomatis. Sedangkan materi yang tersisa diujikan pada hari puncak, yaitu Minggu (26/2/2023) pagi di Madrasah Tsanawiyah Salafiyah, Kajen.
Kepala Madrasah Tsanawiyah Salafiyah, Kiai Ahmad Ruman Masyfu’, S.H., MSi., menjelaskan testing kitab merupakan penentuan lulus dan tidaknya semua siswa-siswi yang telah menempuh proses pembelajaran selama tiga tahun. Selain itu, beliau menjelaskan masih ada sisa waktu 4 bulan yang dapat dijadikan sebagai evaluasi apabila siswa-siswi terkait tidak mampu mencapai niali minimal target. “Untuk yang sudah target dan selesai tetap jangan ditinggalkan dan dijaga hafalannya. Keilmuan sekarang ini, penilaian yang paling murni adalah di tahfidz quran dan qiroah kitab. Nilainya pun tetap murni, kalau semisal dapat 3 ya harus ditulis 3,” ujar Bapak Masyfu’.
Bapak Masyfu’ juga menyampaikan permohonan maaf apabila nanti ada siswa-siswi yang tidak lulus testing tahfidz dan kitab, terpaksa tidak mendapatkan ijazah Yayasan Salafiyah. Tetapi masih bisa mendapatkan ijazah Kemenag dengan syarat harus mengikuti proses pembelajaran dari awal sampai akhir.
Sementara itu, Ketua Yayasan Salafiyah Drs. KH. Ulin Nuha, M.Si., memberikan tanggapan terhadap Program Unggulan Tahfidz dan Kitab di Madarasah Tsanawiyah Salafiyah, Kajen, yang menurut beliau memang sudah semestinya dijalankan sedemikian rupa untuk mengikuti perkembangan zaman. Program Unggulan Tahfidz dan Kitab merupakan tantangan bagi pihak madrasah terkait yang harus mengelola dengan baik sistem pembelajaran bermetode hafalan. “Zaman semakin maju, berkembang, kita juga harus mengikuti, mau tidak mau,” kata Bapak Ulin.
Selain semakin kompleks dan memudahkan, metode pembelajaran kurikulum terintegrasi antara pondok pesantren dengan madrasah merupakan salah satu solusi praktis agar waktu mendidik anak oleh para orang tua tidak terlalu terhalang jarak yang jauh.
Sistem dan teknologi canggih telah mulai merambah ke ranah pendidikan formal. Madrasah Tsanawiyah Salafiyah, Kajen, turut serta membangun budaya madrasah yang dapat membawa anak didik berkompeten mengikuti perubahan zaman pada era milenial. Mayoritas calon wali murid mendaftarkan anaknya di Kelas Unggulan Madrasah Tsanawiyah Salafiyah, Kajen, karena adanya sistem “boarding” yang bisa mengawal pembelajaran siswa/siswi sepanjang 24 jam, sebab kurikulum di madrasah dan pondok terintegrasi. Adanya program digitalisasi yang telah berjalan akhir-akhir ini membuat masyarakat semakin tertarik mendaftarkan anak-anaknya ke Madrasah Tsanawiyah Salafiyah, Kajen.
“Siapapun orang tua berharap ketika anak baca alquran tentu menginginkan anaknya dapat membaca dengan baik dan benar. Anak merupakan anugerah dari Allah SWT sehingga harus kita jaga,” ucap Bapak Ulin berpesan kepada semua Wali Murid yang datang.[rh]